Rabu, 02 Januari 2013

Belajar Sabar


"Sabar tiada berujung, ikhlas tiada berbekas..." Entah siapa yang yang pertama kali melejitkan kata-kata ini, tapi yang pasti efeknya dahsyat, terutama untuk saya, kata-kata ini sangat ampuh dan menginspirasi.

Ya, sabar. Satu kata yang mudah diucapkan tapi sulit diaplikasikan. Ketika mendapat musibah, sabar. Ketika dizalimi orang, sabar. Ketika disalahkan atas sesuatu yang bukan kesalahan kita, sabar. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan, sabar. Mudah mengatakan pada orang lain “sabar ya..” tapi ketika kita sendiri yang mengalaminya rasanya ingin teriak, ingin marah, ingin protes! Tapi itulah sabar. Berat memang. Tidak semua orang mampu bersabar atas apa yang menimpanya. Hanya orang-orang yang yakin bahwa “sesungguhnya  setelah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah ayat  5-6), hanya orang-orang yang yakin bahwa “Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah ayat 153 dan Al-Anfaal ayat 46), sebab “hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas” (QS. Az-Zumar ayat 10). Subhanallah!

Sabar selalu berbawaan dengan ikhlas, tidak bisa dipisahkan. Bukan sabar namanya jika hati masih mendongkol, masih merasa ada ganjalan. Ini berarti belum sepenuhnya berserah diri pada Allah. Olehnya sabar harus dibarengi dengan ikhlas, agar hati terasa lapang untuk menerima apapun takdirNya.

Ikhlas sejatinya lebih sulit daripada sabar. Ketika kehilangan harta, ikhlas... Mungkin itu teguran dari Allah karena selama ini kita jarang infaq. Ketika kehilangan orang yang dicintai, ikhlas... Mungkin Allah hendak mengambil milikNya yang selama ini dititipkan pada kita untuk dijaga, termasuk mengambil orang yang kita cintai kembali padaNya. Ketika hak kita dirampas, ikhlas... Mungkin orang yang mengambil hak kita lebih membutuhkan daripada kita. Ketika pekerjaan kita tidak dihargai, ikhlas... Mungkin dengan begitu kita bisa lebih menyadari bahwa bekerja seyogyanya adalah amanah, jadi harapkanlah ridho Allah semata, bukan pujian atau penghargaan manusia. Banyak aspek dari kehidupan kita yang membutuhkan ‘ikhlas’ di dalamnya.

Ikhlas, seperti halnya sabar, mudah diucapkan tapi sulit diimplementasikan. Mengatakan “Saya ikhlas..!” Mudah saja… tapi apa iya benar-benar ikhlas?? Justru ikhlas yang benar itu tidak diucapkan, melainkan dirasakan dengan hati dan perbuatan.

Bukan ikhlas namanya jika setelah memberi sedekah kemudian pemberian tersebut disebut-sebut. Bukan ikhlas namanya jika setelah membantu orang lain, bantuan tersebut diungkit-ungkit . Ikhlas itu ketika kita bisa merelakan apapun yang terjadi dan berharap hanya pada ridho Allah semata.

Untuk bisa ikhlas, dibutuhkan sabar. Begitupun jika bersabar, harus bisa ikhlas. Lalu mana yang lebih dulu? Tidak penting mana yang lebih dulu, sesuaikan saja dengan sikonnya dan kejadian apa yang mengharuskan sabar atau ikhlas. Dan jika kita bisa bersabar dan ikhlas, insya Allah… hati akan terasa lapang, pikiran menjadi tenang, dan semua hal yang kita lakukan akan menjadi lebih mudah. Plus, keyakinan akan pertolongan Allah akan semakin kuat tertanam dalam hati kita. 

Saat ini kesabaran saya juga sedang diuji oleh Allah. Dan saya yakin ujian Allah ini adalah karena kasih sayangNya. Bukankah semakin diuji semakin Allah cinta pada kita? Ujian adalah bentuk perhatian Allah pada hambaNya. Justru ketika ujian tidak pernah datang, kita wajib wa-was, jangan-jangan Allah sudah tidak peduli karena kita semakin jauh dariNya. Ujian apapun dari Allah seharusnya kita syukuri karena itu pertanda Allah masih memberi kesempatan pada kita untuk kembali ke jalanNya.

Dan saat ini, saya juga sedang belajar sabar. Belajar menjalani apapun takdirNya. Belajar untuk tidak mengeluh dengan apa yang sudah digariskanNya. Belajar untuk ikhlas dengan ketetapanNya. Toh semua sudah tertulis di Lauhul Mahfuz, saya tinggal menjalani dengan sebaik-baiknya. Sabar bukan berarti pasrah, tapi lebih kepada menerima hasil dari usaha. Yang penting sudah ikhtiar, apapun hasilnya jika tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka disitulah dibutuhkan kesabaran. Dengan bersabar, hati jadi lebih mantap untuk berserah diri kepada Allah. Dengan bersabar, kita jadi lebih menyadari bahwa ada yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang mengatur semua urusan termasuk urusan kita. Dengan bersabar, kita jadi lebih dekat kepada Allah, lebih bergantung padaNya. Ternyata sangat banyak hikmah dari sabar. Dan jika kita mampu bersabar, insya Allah.. Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita karena tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki. Semoga saya bisa menghadapi ujian Allah ini dengan sabar dan ikhlas… J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar