Rabu, 16 Mei 2012

Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) secara garis besar bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat, yang mencakup data mengenai kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan KB. Juga data tentang perumahan yang mencakup bangunan sensus, sumber air minum, sumber penerangan, bahan bakar untuk memasak, serta keterangan sosial ekonomi lainnya. Pencacahannya dilaksanakan setiap triwulan.  Untuk jelasnya mengenai Susenas ini, bisa dilihat di http://bps.go.id atau http://bangkepkab.bps.go.id 

Pertama-tama sebelum mencacah, dilakukan updating blok sensus terlebih dahulu (range waktu updating serta pemilihan sampel rumah tangga dengan pencacahan adalah 1 minggu). Kemudian setelah itu ditarik sampel secara acak berdasarkan angka random. Jadi, kemungkinan ruta terpilih bervariasi, ada yang tingat sosialnya menengah ke atas, ada juga yang menengah ke bawah. Setelah didapatkan daftar ruta yang menjadi sampel, kemudian dilakukan pencacahan ruta sampel. 

Ada 2 kuesioner yang digunakan yaitu KOR dan Modul Konsumsi. KOR berisi data tentang keterangan anggota ruta, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan KB, keterangan perumahan dan keterangan social lainnya. Sedangkan Modul Konsumsi berisi tentang pengeluaran rumah tangga seminggu yang lalu terhitung dari saat pencacahan. Konsumsi yang dimaksud adalah konsumsi makanan dan non makanan. Karena begitu banyaknya variable dalam modul konsumsi ini, biasanya pendataan untuk 1 ruta menghabiskan waktu minimal 2 jam. Itupun kalau anggota rutanya sedikit. Kalau anggota rutanya banyak, biasanya pencacahan sampai 4 bahkan 5 jam di ruta tersebut.  Lumayan melelahkan, bukan?! :D
 
Kendala yang umumnya dialami oleh semua KSK adalah sama, yaitu ditolak oleh responden! Hehe… responden biasanya enggan untuk diwawancarai, apalagi sampai menyita waktu mereka hingga berjam-jam. Tapi walaupun mereka menolak, ada saja cara untuk ‘memaksa’ mereka agar mau didata. Misalnya saja dengan meminta bantuan aparat desa agar menjelaskan betapa pentingnya wawancara ini dan memediasi pertemuan KSK dengan responden tersebut. Terkadang masalah bahasa juga menjadi kendala, khususnya di daerah pedesaan yang terpencil. Beruntung di Kab. Bangkep ini ada beberapa orang KSK yang merupakan putra daerah asli Bangkep, sehingga bisa berkomunikasi dengan baik dengan responden.

Nah, output yang dihasilkan dari Susenas ini antara lain data kemiskinan, data IHK/inflasi, dan data PDB/PDRB yang merupakan data strategis BPS. Karena ini merupakan data strategis, maka pelaksanaan pencacahannya di lapangan pun harus maksimal, tidak boleh ada data yang miss, terutama data pokok seperti umur responden/anggota ruta dan pendidikan/ijazah terakhir yang dimiliki. Intinya, semua data yang ada dalam kuesioner harus benar-benar valid karena data tersebut akan digunakan oleh pemerintah dalam menentukan kebijakan pembangunan.

Saya baru 2 kali melaksanakan pencacahan Susenas, yang pertama di desa Monsongan, yang kedua di desa Adean. Kedua desa tersebut berada di Kec. Banggai Tengah. Insya Allah tanggal 21 besok mulai lagi updating Susenas di desa Badumpayan Kec. Banggai Tengah.

Alhamdulillah 2 kali pencacahan Susenas kemarin saya tidak mengalami kendala yang berarti. Respondennya welcome semua.

Pernah sekali saya mencacah 1 ruta yang waktu pencacahan respondennya tidak  berada di rumah karena sedang ke Luwuk untuk mengurus gaji pensiunnya. Berulang kali saya datangi masih belum ada juga. Rumahnya kosong karena memang responden tersebut tinggal sendiri. Akhirnya saya balik lagi ke Salakan setelah sebelumnya meminta tolong ke tetangganya untuk menghubungi saya via telpon seluler jika nanti responden tersebut sudah kembali. Beberapa hari saya tunggu akhirnya muncul juga sms dari tetangganya yang mengabarkan kalau responden saya itu sudah berada di rumahnya. Besok paginya saya langsung menuju ke Banggai. Hari itu hujan turun sangat deras mulai pagi sampai siang. Tapi saya tetap harus menyeberang pulau dan bertemu dengan responden tersebut. Dia menyambut baik kedatangan saya dan pencacahan pun berjalan lancar. Sebenarnya saya agak terganggu juga selama mencacah responden tersebut. Pasalnya, wawancara berlangsung di dapur. Tidak masalah sih tempat wawancaranya dimana, di kebun atau di pinggir jalan juga jadi. Tapi dapur responden saya ini lain daripada lain. Penuh dengan kotoran ayam dari lantai, kursi hingga di atas meja yang saya pakai menaruh dokumen!  Bahkan ayam-ayam itu berkeliaran dengan santainya di dapur tersebut. Saya sebenarnya tidak nyaman dengan ‘aroma’ dan pemandangan di ruangan itu, tapi karena respondennya welcome dan menjawab semua pertanyaan dengan baik, yah, saya akhirnya harus bersabar dengan kondisi itu hingga pencacahan selesai. Setelah selesai saya pun keluar dan langsung menghirup udara segar sepuas-puasnya! Hahaha… benar-benar pengalaman yang tidak terlupakan! Saya langsung menuju dermaga dan kembali menyeberangi pulau meskipun hujan belum berhenti.  

Yah, intinya apapun kendala di lapangan, pendataan harus maksimal. Hujan jangan dijadikan alasan untuk menunda pekerjaan, kan ada rain coat/jas hujan. Kalo matahari sedang  terik, kan bisa pake masker (slayer atau masker perawat juga boleh) atau kalo pede, pake payung skalian..! hehehe… 




Salah satu blok yang menjadi sampel dan ruta yang dicacah

4 komentar:

  1. assalamualikum...
    salam kenal mba...
    gak nyangka bisa ketemu blogger dari KSK BPS,
    hehehehe...lagi SUSENAS ya mba...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaykum salam wr.wb..
      salam kenal jg..
      kayakx familiar banget sm survey BPS,
      jangan2 mas KSK jg. KSK mana nih??
      hehehe..

      Hapus
  2. wah,,,keren tuh mba,,nyacah di dapur yang banyak ayam nya,,kenapa gak sekalian aja,,minta potongin ayamnya buat di bawa pulang dan di santap,,,hehehhee...

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... jangan minta dipotongin, gak boleh merepotkan responden. minta beli aja, biasanya jg responden akan ngasih gratis :D

      Hapus