Awal tahun ini saya jadi semangat menulis. Sudah lama blog
ini tidak terisi. Mumpung sedang tidak disibukkan dengan pencacahan, jadi
lumayan banyak waktu untuk menulis.
Berbicara soal awal tahun, pasti banyak harapan dan
keinginan yang ingin dicapai di tahun ini. Yang mahasiswa ingin segera lulus,
yang pengangguran ingin segera bekerja, yang belum menikah ingin segera
menikah, yang belum punya anak ingin segera punya anak, dan seterusnya… tapi
kapankah harapan dan keinginan itu diucapkan? Ada sebagian orang pada saat
pergantian tahun dari 2012 ke 2013 pukul 12 teng, make a wish dan berharap bisa terkabul di tahun 2013. Sepertinya ini
salah tempat. Kenapa justru pada saat pergantian tahunnya? Saat pergantian
tahun bukanlah waktu mustajab untuk berdoa. Kenapa gak solat sunnah aja dan make a wish? Atau tidur dulu sejenak
lalu bangun di sepertiga malam terakhir? Itu justru lebih afdol dan berkah,
karena pada saat itu Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Siapa yang berdoa kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu niscaya akan Aku berikan dan siapa yang memohon ampun kepadaKu niscaya akan Aku ampuni." (HR. Muslim 1261). Saya
teringat kata Aa Gym yang saya kutip dari status BBM seorang teman, “Tidak
penting malam pergantian tahunnya, yang penting sepertiga malamnya.” That’s
right! Nah, adakah di antara teman-teman yang bangun dan berdoa di sepertiga
malam terakhir?? :)
Saya juga punya harapan dan keinginan di tahun ini. Yang pertama,
saya ingin melanjutkan studi. Dulu pernah apply scholarship 2 tahun yang lalu tapi
tidak lulus, eh malah lulusnya di BPS..hehehe..! padahal tingggal interview
akhir –setelah menyisihkan banyak applicant pada tes-tes sebelumya– ternyata saya gugur disitu. Sedih, padahal sudah yakin
75% bakal lulus, tapi tak apa, ada hikmahnya juga. Seandainya waktu itu saya lulus scholarship, pasti sekarang
saya tidak jadi pegawai BPS. Berarti rezeki saya disini. Alhamdulillah… Tahun
ini saya ingin mencoba lagi. Mudah-mudahan Allah mudahkan...
Yang kedua, karena saya masih single, ehm… saya ingin
menikah tahun ini. Istilah ‘single’ ini lebih tepat daripada ‘jomblo’, seperti
kata teman saya di salah satu twitnya, “single itu prinsip, jomblo itu nasib!” Saya
sepakat 100%! Hehehe… Walaupun saat ini belum ada tanda-tanda ke arah sana
(karena memang sedang tidak dekat dengan seseorang), tidak ada salahnya bikin
target. Yang pasti prinsipnya tidak
berubah ‘ta’aruf yes, pacaran no!’ Waktu teman-teman saya tau prinsip saya
seperti itu, ini antara lain komentar mereka: “pantasan belum nikah, soalnya
tidak mau pacaran…”, “Hari gini tidak punya pacar?”, “Ah, masak sih tidak punya
pacar?”, “Kenapa tidak pacaran? Tidak laku ya?”, (emang jualan apa tidak laku!)
Dan yang paling memiriskan komentar yang ini: “Kalo orang yang prinsipnya ta’aruf
pasti bakalan lama nikahnya. Karena di jaman sekarang susah cari orang yang
prinsipnya juga sama. Jangan terlalu alimlah, buka hati sedikit untuk
laki-laki. Pacaran itu perlu untuk saling mengenal, siapa tau cocok…”, dan yang
ini: “itu liat si ‘anu’ pacaran cuma 3 bulan langsung dilamar. Kau? Mau tunggu
sampai kapan?”, (padahal Allah lebih tau kapan waktunya). Dan yang ini juga: “daripada
tidak kawin-kawin nanti jadi perawan tua, kalo telat kawin juga bakal susah
punya anak, jadi cepat-cepat saja kawinnya”, (yang ngomong ini married by accident). Astagfirullah..!
Justru karena nikah itu sakral maka prosesnya pun harus sakral.
Mulai dari perkenalannya, perencanaan akadnya, prosesi akad nikahnya hingga
ijab kabulnya harus benar-benar sesuai dengan syariat. Kan yang diinginkan
adalah rumah tangga yang SAMARA... Bagaimana bisa SAMARA kalau prosesnya dari
awal sudah tidak sesuai tuntunan Rasulullah? Wallahu a’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar