"Sabar tiada berujung, ikhlas tiada berbekas..." Entah siapa
yang yang pertama kali melejitkan kata-kata ini, tapi yang pasti efeknya
dahsyat, terutama untuk saya, kata-kata ini sangat ampuh dan menginspirasi.
Ya, sabar. Satu kata yang mudah diucapkan tapi sulit
diaplikasikan. Ketika mendapat musibah, sabar. Ketika dizalimi orang, sabar.
Ketika disalahkan atas sesuatu yang bukan kesalahan kita, sabar. Ketika
kenyataan tidak sesuai dengan harapan, sabar. Mudah mengatakan pada orang lain
“sabar ya..” tapi ketika kita sendiri yang mengalaminya rasanya ingin teriak,
ingin marah, ingin protes! Tapi itulah sabar. Berat memang. Tidak semua orang mampu
bersabar atas apa yang menimpanya. Hanya orang-orang yang yakin bahwa “sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah
ayat 5-6), hanya orang-orang yang yakin
bahwa “Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah ayat 153 dan
Al-Anfaal ayat 46), sebab “hanya orang-orang yang bersabarlah yang
dicukupkan pahalanya tanpa batas” (QS. Az-Zumar ayat 10). Subhanallah!
Sabar selalu berbawaan dengan ikhlas, tidak bisa dipisahkan.
Bukan sabar namanya jika hati masih mendongkol, masih merasa ada ganjalan. Ini
berarti belum sepenuhnya berserah diri pada Allah. Olehnya sabar harus
dibarengi dengan ikhlas, agar hati terasa lapang untuk menerima apapun
takdirNya.
Ikhlas sejatinya lebih sulit daripada sabar. Ketika kehilangan
harta, ikhlas... Mungkin itu teguran dari Allah karena selama ini kita jarang
infaq. Ketika kehilangan orang yang dicintai, ikhlas... Mungkin Allah hendak mengambil milikNya yang selama ini dititipkan pada kita untuk
dijaga, termasuk mengambil orang yang kita cintai kembali padaNya. Ketika hak kita
dirampas, ikhlas... Mungkin orang yang mengambil hak kita lebih membutuhkan
daripada kita. Ketika pekerjaan kita tidak dihargai, ikhlas... Mungkin dengan
begitu kita bisa lebih menyadari bahwa bekerja seyogyanya adalah amanah, jadi
harapkanlah ridho Allah semata, bukan pujian atau penghargaan manusia. Banyak aspek
dari kehidupan kita yang membutuhkan ‘ikhlas’ di dalamnya.
Ikhlas, seperti halnya sabar, mudah diucapkan tapi sulit
diimplementasikan. Mengatakan “Saya ikhlas..!” Mudah saja… tapi apa iya
benar-benar ikhlas?? Justru ikhlas yang benar itu tidak diucapkan, melainkan
dirasakan dengan hati dan perbuatan.
Bukan ikhlas namanya jika setelah memberi sedekah kemudian
pemberian tersebut disebut-sebut. Bukan ikhlas namanya jika setelah membantu
orang lain, bantuan tersebut diungkit-ungkit . Ikhlas itu ketika kita bisa merelakan
apapun yang terjadi dan berharap hanya pada ridho Allah semata.
Untuk bisa ikhlas, dibutuhkan sabar. Begitupun jika
bersabar, harus bisa ikhlas. Lalu mana yang lebih dulu? Tidak penting mana yang
lebih dulu, sesuaikan saja dengan sikonnya dan kejadian apa yang mengharuskan
sabar atau ikhlas. Dan jika kita bisa bersabar dan ikhlas, insya Allah… hati akan
terasa lapang, pikiran menjadi tenang, dan semua hal yang kita lakukan akan
menjadi lebih mudah. Plus, keyakinan akan pertolongan Allah akan semakin kuat
tertanam dalam hati kita.
Saat ini kesabaran saya juga sedang diuji oleh Allah. Dan
saya yakin ujian Allah ini adalah karena kasih sayangNya. Bukankah semakin
diuji semakin Allah cinta pada kita? Ujian adalah bentuk perhatian Allah pada
hambaNya. Justru ketika ujian tidak pernah datang, kita wajib wa-was,
jangan-jangan Allah sudah tidak peduli karena kita semakin jauh dariNya. Ujian apapun
dari Allah seharusnya kita syukuri karena itu pertanda Allah masih memberi
kesempatan pada kita untuk kembali ke jalanNya.
Dan saat ini, saya juga sedang belajar sabar. Belajar
menjalani apapun takdirNya. Belajar untuk tidak mengeluh dengan apa yang sudah
digariskanNya. Belajar untuk ikhlas dengan ketetapanNya. Toh semua sudah
tertulis di Lauhul Mahfuz, saya tinggal menjalani dengan sebaik-baiknya. Sabar
bukan berarti pasrah, tapi lebih kepada menerima hasil dari usaha. Yang penting
sudah ikhtiar, apapun hasilnya jika tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka
disitulah dibutuhkan kesabaran. Dengan bersabar, hati jadi lebih mantap untuk
berserah diri kepada Allah. Dengan bersabar, kita jadi lebih menyadari bahwa
ada yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang mengatur semua urusan termasuk
urusan kita. Dengan bersabar, kita jadi lebih dekat kepada Allah, lebih
bergantung padaNya. Ternyata sangat banyak hikmah dari sabar. Dan jika kita
mampu bersabar, insya Allah.. Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita
karena tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki. Semoga saya bisa menghadapi
ujian Allah ini dengan sabar dan ikhlas… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar