Umumnya, ayam dijadikan hewan ternak dan dikembangbiakkan.
Ada jenis ayam petelur (yang spesialisasinya bertelur), ada ayam broiler (ayam
pedaging yang digemukkan), ada juga ayam kampung (yang alami, ga pake
disuntik). Ada juga ayam kalkun, tapi orang Indonesia jarang mengonsumsinya. Biasanya
ayam kalkun dijadikan hidangan thanksgiving
di Barat sana. Nah, khusus ayam kampung,
harganya jauh lebih mahal karena baik telur maupun dagingnya rasanya jauh lebih
enak. Selain itu susah mendapatkannya, harus keluar-masuk kampung dulu, soalnya
ayamnya tinggal di kampung. Namanya juga ayam kampung... :D
Ada juga nih ayam yang dijadikan hewan peliharaan. Biasanya
untuk dijadikan ayam sabung atau sekedar hobi saja memelihara ayam.
Topiknya sebenarnya bukan tentang beragam macam jenis ayam,
tapi saya ingin menyoal sedikit tentang perilaku orang yang hobi memelihara
ayam.
Saya terus-terang heran dengan orang-orang yang suka
memelihara ayam. Seperti seorang teman saya, yang hobi memelihara ayam
sampe-sampe dibuatkan kandang pribadi buat si ayam di kamar tidurnya. Kandang
itu sepintas lalu seperti rak dengan beberapa pintu. Lebarnya kira-kira 1½
meter. Waktu pertama kali melihat kandang itu, saya pikir rak biasa. Sama
sekali saya tidak mengira kalo itu kandang ayam. Waktu dikasih tau sama teman
lain saya tidak percaya. Tapi setelah melihat langsung bagian dalam ‘rak’ itu,
ternyata di bagian belakangnya dipasangi kawat ram, agar udara bisa masuk dan
ayamnya bisa tetap nyaman di dalam.. hihihi… Ada-ada saja!
Teman saya itu benar-benar sayang sama ayamnya. Kira-kira
ada 4 ekor jantan semua. Setiap pagi dan sore dimandikan, dikasih makan, kalo
lagi di halaman dimasukkan kurungan. Takut ilang. Ayam-ayam itu masing-masing
punya nama, kalo tidak salah ada 1 ekor namanya Rambo. Kayak jagoan film action
yang di tivi itu.. :D
Pernah dulu sekali, seekor ayamnya mati. Teman saya nangis
guling-guling…
Ada seorang tetangga saya yang juga hobi ayam. Kebetulan di
bagian samping rumahnya ada ruangan yang dindingnya sengaja dibuat setengah
badan.Di ruangan itu ada pintu yang langsung menghubungkan keluar. Ruangan
kosong saja sih sebenarnya, hampir mirip gudang. Lantainya juga cuma plesteran,
tapi karena tetangga saya itu seorang pelatih tenis meja, jadilah ruangan itu
dipake buat latihan tenis meja. Nah, ayam-ayamnya yang jumlahnya banyak dari
yang besar sampe yang kecil, masuk keluar ruangan itu sesuka hati. Ada beberapa
ekor betina lagi mengeram di sudut ruangan. Kalo malam, sebagian ayam jejeran
di dinding yang setengah badan itu. Yang lainnya di dalam ruangan karena ga ada
kandang khusus. Bisa bayangkan tidak gimana pemandangan di dalam ruangan itu?
Yang jelas kondisi meja tenisnya sangat mengenaskan. Ada kotoran ayam di beberapa bagian. Juga di
kursi. Di lantai apalagi. Trus ada jemuran baju juga disitu. Mudah-mudahan
ayam-ayamnya tidak sampe hati mengotori pakaian yang lagi dijemur.
Waktu pertama kali ke rumahnya (maklum, saya tetangga baru
waktu itu), niatnya saya mau main tenis meja. Tapi setelah melihat meja
tenisnya plus lantainya saya jadi berpikir, gimana mau main kotor begini? Sudah
terlanjur. Tuan rumah sudah menyodorkan bet. Saya waktu itu pake baju terusan,
repot jaadinya saya harus ngangkat baju agar tidak kena kotoran di lantai.
Belum lagi bola pingpongnya yang jatuh pas di kotoran ayam...! Dengan sedikit
enggan saya pungut juga, main lagi sebentar terus langsung pamit. Sampe rumah
saya langsung mandi… hehehe..
Ada lagi nih responden saya yang juga suka memelihara ayam.
Ayamnya juga banyak dan tidak ada kandang khusus. Ayam-ayam itu bebas
berkeliaran di dapur. Dan kotorannya tersebar dimana-mana. Di kursi, meja
makan, meja tegel, meja kompor, lantai, bahkan sampe di WC. Tapi responden saya
itu sama sekali tidak terganggu. Dia bisa makan dan minum seperti biasa…
Waktu saya datangi untuk wawancara, wawancaranya
dilangsungkan di dapur itu. Saya harus menahan napas dan perasaan ingin muntah
sampe selesai wawancara. Soalnya di meja makan tempat saya menaruh dokumen ada
kotoran ayamnya. Bahkan ada 3 ekor ayam yang anteng saja duduk di kursi di
depan saya, seperti ingin menyimak jalannya wawancara. Mungkin mereka ingin tau
kalo-kalo ada pertanyaan soal ayam. Barulah setelah di luar saya bisa bernapas
lega dan menghirup udara sepuas-puasnya! Sambil mengucap Alhamdulillah… :)
Saya tidak habis pikir gimana orang bisa memelihara ayam
tapi tidak memperhatikan kondisi lingkungannya sendiri? Padahal kan tau
kesehatan itu penting… Kadang-kadang orang kalo menyukai sesuatu jadi irasional.
Hal yang menurut orang lain aneh dan tidak biasa, menurut mereka biasa saja.
Bahkan tidak terganggu sedikitpun. Mungkin itu yang namanya addicted. Dan mungkin tidak perlu
dipahami, cukup dimaklumi saja…:)
Dapatkan berita seputar ayam hanya di rajasabungs128
BalasHapus