Senin, 17 Februari 2014

Sepatu Para Pencacah

Secara administrasi, Kecamatan Banggai Tengah masuk dalam wilayah Kabupaten Banggai Laut. Namun dalam direktori BPS, kode Kabupaten untuk Banggai Laut belum ada sehingga semua Kecamatannya masih tercatat dalam wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan. 


Untuk ST2013, Kecamatan Banggai Tengah mendapat jatah 2 tim. Masing-masing tim terdiri dari 4 orang dengan wilayah kerja masing-masing tim 4 desa. Total desa di Banggai Tengah ada 8 desa yang terbagi atas 18 blok sensus. 18 BS ini dibagi 2 menjadi 9 blok sensus untuk masing-masing tim.


Jika dilihat dari kekompakan tim, tim 2 lebih kompak dibanding tim 1. Ini dikarenakan wilayah tugas tim 1 di desa-desa bagian atas dan jauh. Rumah para petugasnya pun berjauhan. Sedangkan tim 2, desa-desa wilayah tugasnya di bagian bawah, desanya sambung-menyambung dan terletak di poros jalan. Rumah para petugasnya pun berdekatan. Ini juga memudahkan Kortim mengumpulkan petugas di pagi hari untuk briefing sebelum mencacah.  


Para petugas tim 2 ini sangat bersemangat dan benar-benar menghayati pekerjaan mereka sebagai pencacah. Sebelum pukul 07.00 pagi mereka sudah berkumpul di rumah Kortim lengkap dengan atribut pencacah dan memakai sepatu pula. Saya pernah mengatakan pada mereka sebaiknya tidak usah memakai sepatu karena kondisi cuaca yang sering hujan dan jalanan yang becek, kasian sepatunya nanti kotor dan cepat rusak. Tapi mereka malah menjawab, “Kami menghargai pekerjaan bu, karena menjadi petugas BPS tidak mudah. Banyak yang ingin, tapi hanya kami yang terpilih. Kami bangga menjadi petugas BPS…” Saya tersenyum mendengar itu. Kata mereka lagi, bentuk penghargaan dan rasa bangga menjadi bagian dari BPS adalah dengan memakai sepatu ketika mencacah. Wah, saya terharu. Cepat-cepat saya memalingkan wajah ke arah lain karena tiba-tiba saja mata saya jadi berkaca-kaca… 


Selama masa pencacahan berlangsung yang hampir sebulan lamanya, selama itu pula petugas saya memakai sepatu setiap kali mencacah. Tidak lupa dengan atribut lengkap ST2013. Bahkan petugas MK dari Kabupaten yang melakukan monitoring di wilayah kerja tim 2 –ketika saya tanyakan mengenai petugas yang bersepatu, hanya untuk meyakinkan saja apa benar mereka memang bersepatu setiap kali mencacah- mengakui bahwa memang petugasnya bersepatu. Padahal ketika MK datang kesitu, hari sudah senja, menjelang magrib. Saya sendiri tidak tau kalau petugas MK akan turun hari itu di Kecamatan Banggai Tengah. Hari itu saya sedang sakit flu sehingga tidak sempat turun lapangan dan tidak sempat pula menginformasikan ke petugas tim 2 akan adanya tim MK. Alhamdulillah penilaian dari tim MK untuk petugas memuaskan. :)
 

Bukan hanya soal sepatu yang membuat saya salut dengan tim 2 ini. Soal kedisiplinan  juga. Saya pernah datang ke rumah Kortim pukul 7.00 pagi, berharap bisa menghadiri briefing mereka. Begitu sampai di rumah Kortim, tidak ada satupun petugas. Istri Kortim mengatakan baru saja mereka selesai briefing dan langsung menuju rumah responden yang sudah menjadi target masing-masing. Saya terlambat!


Seperti umumnya di pedesaan, masyarakat yang berkebun kerap menginap di kebun hingga berhari-hari. Jika sedang berada di kampung, maka mereka berangkat ke kebun pagi sekali. Pukul 07.00 pagi jangan harap masih bisa bertemu dengan mereka. Sekali pergi bisa berhari-hari di kebun karena kebunnya jauh dan tidak efisien untuk bolak-balik setiap harinya. Petugas tim 2, berdasarkan instruksi Kortim, sudah menunggu di depan pintu rumah responden jam 5 subuh, dengan maksud begitu respondennya membuka pintu untuk keluar rumah, langsung dicegat dan didata terlebih dahulu. Jika tidak begitu maka akan susah menemui responden tersebut. Bayangkan saja, jam 5 subuh! Tapi mereka tetap bersemangat... mereka sadar akan tanggung-jawab sebagai pencacah dan selalu mematuhi Kortim. 


Saking semangatnya, pencacah 3 mengunjungi rumah pencacah 1 untuk dimutakhirkan berhubung rumah pencacah 1 berada dalam blok sensus yang merupakan wilayah tugas pencacah 3. Sementara itu pencacah 1 sedang memutakhirkan blok sensus lain yang menjadi wilayah tugasnya sehingga ketika pencacah 3 mengunjungi rumahnya, pencacah tersebut hanya bertemu dengan istri pencacah 1. Istrinya lalu mengatakan kenapa tidak tanyakan langsung pada suaminya saja, kan tiap hari juga bertemu di rumah Kortim?… :D


Saya teringat ketika pertama kali saya membagikan uang transport. Uang transport tersebut diberikan dalam 2 tahap. Tahap 1 untuk 16 hari pertama dan tahap kedua untuk 16 hari berikutnya. Waktu itu saya mengumpulkan tim 1 dan tim 2 di rumah Kortim 2. Salah seorang petugas dari tim 2 langsung berkomentar setelah uang transportnya saya berikan, “Ini enaknya jadi mitra BPS, belum kerja sudah dibayar…” Disambung komentar petugas lain, “Dan tidak dipotong honornya…” Kamipun tertawa. Hmmm… Cuma BPS yang bisa begitu. 


Cuaca memang kurang bersahabat pada bulan Mei. Hampir setiap hari hujan. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat tim 2. Dengan semangat mereka berkata, “Cuaca tidak boleh dijadikan halangan bu, begitu yang disampaikan oleh ibu Kepala BPS waktu kita pembukaan pelatihan.” Saya agak terkejut mendengar itu. Tidak menyangka petugas ini masih ingat apa yang disampaikan oleh KBPS Bangkep waktu pembukaan pelatihan petugas. Saya sendiri tidak ikut hadir di TC yang dibuka oleh KBPS karena saya sedang bertugas sebagai MC di TC lain yang dibuka oleh Kabid IPDS Propinsi Sulteng. 


Jika mereka ditanya oleh responden: “Petugas dari mana?” Mereka tidak langsung menjawab, hanya memperlihatkan ID card dimana tertera nama mereka berikut nomor pencacah dan ada logo BPSnya. Wah, mereka benar-benar bangga bisa terlibat dalam kegiatan BPS. 


 Demikianlah sekilas mengenai dedikasi para pencacah ST2013 di Kecamatan Banggai Tengah, yang meskipun hari hujan tetap bersepatu serta rela menahan kantuk dan mencacah di subuh hari demi mendapatkan data dari responden. Walaupun mereka hanya mitra, tetapi loyalitas dan semangat bekerjanya tidak kalah dengan pegawai BPS.



Tulisan ini diikutkan dalam lomba menulis dalam rangka Hari Statistik Tahun 2013
Ditulis oleh Nurfiani Ampen, S.E., KSK Kec. Banggai Tengah