Kamis, 25 April 2013

SENSUS PERTANIAN 2013

Sensus pertanian 2013 (ST2013) dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, yaitu pada tahun yang berakhiran angka 3. Sensus Pertanian untuk pertama kalinya dilaksanakan pada tahun 1963. Terhitung hingga saat ini BPS telah menyelenggarakan ST2013 sebanyak 6 kali, yakni tahun 1963, 1973, 1983, 1993, 2003, dan 2013.

Tujuan diselenggarakannya ST2013 adalah untuk mendapatkan data terkini mengenai perkembangan pertanian di Indonesia yang lengkap dan akurat, di antaranya informasi tentang jumlah usaha pertanian, rumah tangga petani gurem, komoditas pertanian serta distribusi penguasaan dan pengusahaan lahan menurut golongan luas. Selain itu, juga sebagai kerangka dasar yang akan digunakan dalam survey-survey pertanian berikutnya. 


Ada 6 subsektor yang dicakup dalam ST2013 ini yakni: subsector tanaman pangan, hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat), perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. 

Untuk tahun ini, tema ST2013 adalah “Menyediakan informasi untuk masa depan petani yang lebih baik”.

Populasi yang dicakup dalam ST2013 meliputi perusahaan berbadan hukum, usaha pertanian rumah tangga, dan perusahaan tidak berbadan hukum ataupun bukan usaha rumah tangga (misal: usaha pertanian yang dikelola pesantren, seminari, lembaga pemasyarakatan, barak militer, dll).
Berikut ini beberapa konsep definisi berkenaan dengan Sensus Pertanian yang saya sadur dari buku pedoman ST2013:

a.   Kegiatan usaha pertanian adalah kegiatan pemeliharaan, pembudidayaan,  pengembangbiakan, pembesaran, /penggemukan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar untuk memperoleh keuntungan. Khusus untuk budidaya padi dan palawija, pemeliharaan sapi potong, sapi perah dan kerbau walaupun untuk konsumsi sendiri tetap dikategorikan sebagai usaha pertanian.
b.   Rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian baik usaha milik sendiri maupun milik pihak lain.
c.   Rumah tangga yang mengelola usaha pertanian adalah rumah tangga yang satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggung jawab dalam kegiatan pembudidayaan, pemeliharaan, pengembangbiakan, pembesaran, atau penggemukan komoditas pertanian.
d.   Status pengelolaan usaha pertanian terdiri dari mengelola usaha pertanian milik sendiri, bagi hasil, menerima upah, dan memiliki usaha pertanian dikelola orang lain dengan memberi upah.
Rumah tangga yang tidak mengelola usaha pertanian tetapi memiliki usaha jasa pertanian, tetap dicakup.

Adapun metode dalam pengumpulan data sensus pertanian ini ada 2, yaitu:

1.   Door to door
Pendataan rumah tangga dilakukan dengan cara mengunjungi dari rumah ke rumah untuk seluruh rumah tangga dalam blok sensus. Metode ini dilakukan pada wilayah konsentrasi pertanian.
2.   Snowball
Pendataan rumah tangga dilakukan dengan cara mengunjungi rumah tangga pengelola usaha pertanian dan rumah tangga usaha jasa pertanian berdasarkan informasi dari berbagai sumber (ketua RT/RW, kepala dusu, kelompok tani, petugas penyuluh lapangan, kepala cabang dinas, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan rumah tangga yang menjadi responden). Metode ini dilakukan pada wilayah bukan konsentrasi pertanian.

Puncaknya, Sensus Pertanian 2013 ini akan dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia pada tanggal 1-31 Mei 2013. 
Mari sukseskan Sensus Pertanian 2013 dengan tulus, disiplin, kompeten, dan bebas korupsi, demi masa depan petani yang lebih baik! :)

Selasa, 23 April 2013

I Love My Job!

Sejak Januari 2013 BPS disibukkan dengan pendataan tahunan maupun rutinan. Apalagi di tahun 2013 ini ada sensus besar yang pelaksanaannya 10 tahun sekali yaitu Sensus Pertanian yang dimulai secara secara serentak di seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 1-31 Mei 2013. Semua pendataan tahunan yang deadlinenya 15 Mei, harus sudah selesai sebelum bulan Mei, karena pada bulan itu seluruh insan BPS terfokus pada Sensus Pertanian 2013 (ST2013).

Tahun ini ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh BPS Kab. Banggai Kepulauan, yang dimulai sejak Januari, diantaranya; membuat publikasi Kecamatan Dalam Angka (KDA), publikasi Statistik Daerah (STATDA), survey HD/HKD, survey VIMK, Sakernas, Susenas, mengumpulkan data dari instansi terkait untuk publikasi Daerah Dalam Angka (DDA), survey VHTL, survey Konstruksi, survey Statistik Keuangan Pemerintah Desa (K3), sosialisasi ST2013, pelatihan Instruktur Daerah (INDA) ST2013, survey Indeks Demokrasi Indonesia, Ubinan, dan Pelatihan Petugas ST2013. Belum lagi entri data/pengolahan untuk masing-masing survey tersebut, khususnya Susenas, Sakernas dan publikasi.


Ada beberapa survey yang tidak saya sebutkan di atas, karena tidak semua survey dilaksanakan di semua daerah. Contohnya Survey Biaya Hidup (SBH). Survey ini hanya dilaksanakan di kota karena menyangkut pengeluaran konsumsi rumah tangga di daerah perkotaan, sedangkan di daerah pedesaan survey ini tidak dilaksanakan. 

Bisa dibilang tahun ini BPS super sibuk. Sejak Januari hingga April ini saja banyak sekali pencacahan yang dilaksanakan oleh para KSK. Belum lagi deadline survey-survey tersebut hampir bersamaan, jadi waktu pencacahannya pun bersamaan. Capek, sudah pasti. Bahkan ada beberapa teman yang sampai jatuh sakit. Tapi meskipun begitu, kami semua tetap semangat untuk menghasilkan data yang berkualitas. Bahkan kami berlomba-lomba untuk menyelesaikan setiap pekerjaan yang dibebankan kepada kami. Karena semangat inilah kami rela mengorbankan waktu dan tenaga demi BPS tercinta..:) 

Bagi saya, pekerjaan adalah amanah yang Allah titipkan untuk dijaga dan dilaksanakan sebaik-baiknya. Bekerja di BPS berarti siap mengorbankan waktu luang, hari libur, bahkan waktu tidur. Tapi semuanya itu saya nikmati dan saya syukuri. Saya anggap itu adalah anugerah dari Allah SWT. Saya jadi teringat 1 quote yang pernah saya baca, “Jika kamu mengeluh tentang pekerjaanmu, ingatlah berapa banyak orang yang menginginkan pekerjaan sepertimu”. Right! Pekerjaan harus disyukuri. Banyak orang yang ingin punya pekerjaan, tapi hingga saat ini belum mendapatkan pekerjaan. Bahkan banyak orang yang menginginkan bisa bekerja di BPS tapi tidak berjodoh dengan BPS. So, apalagi yang membuat kita mengeluh? 

Hal yang menyenangkan bekerja di BPS adalah karena di BPS juga sekaligus belajar. Setiap kali hendak turun lapangan untuk mencacah, diadakan refreshing materi dulu oleh subject matter, agar lebih memahami konsep dan mendalami kuesioner pencacahan. Sehingga nanti pada saat pencacahan, konsep dan kuesioner benar-benar dikuasai.  

I love my job! Walaupun capek, bahkan terkadang sampai tepar, tapi itu tidak mengurangi rasa cinta pada pekerjaan saya. Justru kalo kita cinta, beban seberat apapun akan terasa ringan..bukan begitu?? Hehehe…