Bulan Juli - Agustus 2011 BPS melaksanakan pendataan PPLS (Program Perlindungan Sosial) tahun 2011. pendataan ini bertujuan untuk menjaring Rumah Tangga miskin dan hampir miskin di seluruh wilayah Indonesia. Manfaatnya adalah sebagai data tunggal yang digunakan oleh pemerintah untuk merancang program peningkatan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah yang lebih baik.
Pendataan PPLS2011 ini tidak melibatkan banyak petugas seperti halnya PSPK. Untuk 1 Kecamatan, hanya dibutuhkan 2 orang pencacah lapangan (PCL), dan 1 orang pengawas lapangan (PML) mengawasi PCL di 2 Kecamatan. Artinya tidak semua KSK menjadi PML. Hanya sebagian saja. Sebagian lainnya bertugas sebagai Task Force termasuk saya. Tim Task force tugasnya memastikan PML benar-benar bekerja mengawasi PCL dan pendataan berjalan dengan baik.
Saya bersama dengan PML Kec. Banggai Tengah dan Banggai Selatan turun langsung ke lapangan melihat bagaimana PCL mencacah masyarakat menengah ke bawah. benar-benar memprihatinkan kondisi masyarakat miskin yang kami temui. Ada seorang nenek yang tinggal sendiri, entah anak dan cucunya berada dimana. Ia hidup hanya dari belas kasihan tetangga-tentangganya. Ada juga seorang kepala rumah tangga, masih muda, kedua matanya buta. Padahal dia harus menghidupi istri dan 2 orang anak yang masih kecil. Mereka tinggal di rumah kayu yang sangat kecil.
Rata-rata rumah tangga miskin yang terjaring sangat memprihatinkan kondisinya. Rumah yang hampir tidak layak huni dan tidak adanya listrik serta air bersih di rumah tersebut seakan menambah lengkap penderitaan mereka. Menyaksikan itu semua saya menjadi sedih. Dan tiba-tiba saja saya merasa sangat beruntung. Saya bisa sekolah hingga akhirnya bekerja seperti sekarang ini benar-benar suatu hal yang sangat saya syukuri. Tidak semua orang diberi kelapangan rezeki oleh Allah, karena semua orang sudah ada ketetapan rezekinya masing-masing. Intinya, kemiskinan jangan sampai menjerat kita. Karena kalau kita hidup dalam kemiskinan, maka generasi penerus kita pun akan demikian. Kasihan kalau sampai mereka putus sekolah hanya karena tidak biaya, atau mereka tidak berumur panjang akibat sakit dan tidak ada biaya untuk berobat. Mereka tidak pernah menginginkan untuk terlahir miskin, karena terlahir
dalam keadaan miskin bukanlah pilihan, tetapi mati dalam keadaan miskin
adalah pilihan.
Pendidikan dan kesehatan sebaiknya harus lebih mudah di akses oleh masyarakat menengah ke bawah. Sebaiknya banyak fasilitas gratis yang disediakan oleh pemerintah untuk mereka nikmati. Dan bagi yang mampu, mari sisihkan sebagian harta untuk mereka. Karena dalam harta kita ada hak orang lain dalam hal ini orang miskin. Bagi siapa saja yang memiliki kelebihan harta, jangan lupa infaq ya, biar berkah hartanya...:)
Kemiskinan adalah masalah terbesar bangsa ini. Mudah-mudahan dari hasil pendataan PPLS2011 ini pemerintah dapat membuat kebijakan strategis yang berpihak pada rakyat agar nantinya masyarakat Indonesia sejahtera dapat terwujud...
Assalamu 'alaykum wr.wb... Selamat datang di blog saya. Blog ini berisi postingan seputar aktivitas lapangan seorang Koordinator Statistik Kecamatan di Badan Pusat Statistik. Blog ini juga berisi tentang berbagai macam informasi menarik lainnya. Cekidot...! Wassalamu 'alaykum wr.wb...
Sabtu, 28 April 2012
Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau
Bulan Juni 2011 kemarin, BPS mengadakan Pendataan Sapi Perah, Sapi Potong dan Kerbau (PSPK). Pendataan dilakukan di seluruh pelosok wilayah nusantara. Saya mengawasi 8 orang petugas pencacah, yang direkrut dari masing-masing desa. Kebetulan Kec. Banggai Tengah mempunyai 8 desa, jadi dari masing-masing desa direkrut 1 orang petugas pencacah. Petugas pencacah ini rata-rata adalah mitra BPS yang sudah sering dilibatkan dalam pendataan-pendataan BPS sehingga mereka tidak asing lagi dengan pekerjaan lapangan di BPS.
Sebelum pendataan ini, saya tidak pernah benar-benar memperhatikan seekor sapi. Yang saya tau, dagingnya enak kalau dibuat sambal goreng yang biasa saya makan di pesta-pesta, atau burger sapi yang di KFC...yummy...:D
Ternyata banyak hal lain dari sapi selain dagingnya yang enak tadi. Dan saya baru tau kalau ternyata sapi itu berjenis-jenis. ada sapi Onggole, sapi Madura, sapi Bali, sapi Aceh, sapi Simmental, sapi Brahman, dan jenis sapi lainnya. Sapi-sapi ini ada yang besar seperti sapi PO (Peranakan Onggole), ada juga yang lebih kecil. kebanyakan sapi yang ada di Kab. Banggai Kepulauan adalah sapi potong berjenis sapi PO, sapi Bali dan sapi Aceh. Khusus sapi Aceh ini, masyarakat menyebutnya sapi lokal atau sapi Banggai karena tidak benar-benar mirip dengan sapi Aceh. Tidak ada sapi perah. Ada 1 ekor kerbau terdapat di Kec. Bangkurung.
Sapi ternyata hampir sama dengan hewan peliharaan. Suka dibelai dan diajak ngobrol. Pernah suatu ketika saya turun langsung ke lapangan bersama dengan pencacah PSPK di desa Monsongan. Kami pergi ke kebun yang disana ada beberapa ekor sapi yang diternakkan oleh pemiliknya. 2 ekor sapi Bali (induk dan anaknya) dan 1 ekor sapi PO. Anak sapi Bali itu berjalan menuju ke arah saya seperti ingin mengusir. Saya takut dan langsung menjauh, tapi anak sapi itu terus saja mengikuti kemanapun saya pergi. Ternyata menurut si empunya, sapi itu ingin dielus kepalanya. Saya pun melakukannya. Dan sapi itupun tenang kembali. Wah, lucu juga ternyata... Ada juga sapi yang tidak suka didekati. Sapi PO di kebun itu mendengus ketika melihat orang asing (saya dan Bapak pencacah). Meskipun sudah ditenangkan dan dielus-elus kepalanya oleh pemiliknya, sapi itu tetap saja mendengus. Rupanya dia merasa tidak nyaman ada manusia lain selain tuannya. Akhirnya, demi kelangsungan pencacahan, saya dan Bapak pencacah harus rela berada di belakang pantat sapi, agar sapinya tidak melihat keberadaan kami dan si empunya sapi sengaja berdiri merapat di badan sapi itu agar mata sapinya terhalang melihat kami. Sapi itupun tidak mendengus lagi....hahaha...
Sebelum turun lapangan, pencacah konsultasi dulu sama pengawas agar nanti di lapangan tidak terjadi kesalahan. Walaupun sudah diberi pelatihan, tapi masih ada saja hal-hal yang dirasa kurang jelas dan perlu ditanyakan lagi oleh pencacah. Tidak masalah, konsultasi dimanapun juga bisa, di rumah atau di jalan tidak jadi soal, yang penting pencacahan bisa berjalan dengan baik..hehehe...
Sebelum mencacah, liat peta WA dulu, biar jelas batas-batas desanya...
Ini nih sapi Bali dan sapi PO yang dicacah....:D
Asyiknya minum air kelapa muda di siang hari yang panas, disela-sela pencacahan... hmmm..segar...:)
Kamis, 26 April 2012
Anak Seribu Pulau
Kabupaten Banggai Kepulauan.... wilayah tugas yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Jauh dari kota asalku. Untuk menuju kesini harus melewati 4 Kabupaten melalui jalan darat, setelah itu disambung lagi dengan kapal laut atau ferry. Jarak tempuh dari kota Palu kurang lebih 22 jam untuk sampai di Kabupaten ini. Benar-benar perjalanan yang melelahkan!
Kab. Banggai Kepulauan terdiri dari pulau-pulau, dari yang besar sampai yang kecil. ada 2 pulau besar di Kab. ini, yaitu pulau Peling dan Pulau Banggai. Kantorku, BPS, terletak di pulau Peling, tepatnya di kelurahan Salakan, ibukota Kab. Banggai Kepulauan. sedangkan wilayah kerjaku terletak di pulau Banggai, tepatnya di Kecamatan Banggai Tengah. Untuk sampai ke pulau Banggai, harus melalui jalan darat kurang lebih 1 jam perjalanan sampai di desa Tobing Kec. Tinangkung Selatan. Dilanjutkan dengan naik perahu motor (disini sebutannya bodi batang) kurang lebih 1 jam juga untuk sampai di pulau Banggai. Di pulau Banggai sendiri terdapat 4 Kecamatan. Kec. Banggai, Banggai Tengah, Banggai Selatan dan Banggai Utara, dan semuanya dilalui dengan jalan darat. Dermaga bodi batang adanya di Kec. Banggai, dan untuk sampai di Banggai Tengah bisa ditempuh dengan ojek, bentor (becak motor) maupun angkutan lainnya. Jaraknya terbilang dekat dari Kec. Banggai, sekitar 5 km saja.
Wilayah kerja dan lokasi kantorku sangat jauh. Jadi setiap kali ada survey atau pendataan, saya harus mobile terkadang pulang-pergi Salakan-Banggai. Tapi alhamdulillah hingga saat ini tidak ada kendala yang berarti dan saya juga menikmati pekerjaan lapangan yang memang sudah menjadi tugas saya. Syukurnya lagi, kami pegawai Statistik khususnya staf lapangan difasilitasi kendaraan operasional (motor), jadi tidak perlu repot lagi naik ojek untuk sampai ke Tobing. Motor tersebut juga harus dibawa menyeberang pulau, dinaikkan ke atas bodi batang, karena sangat menunjang kelancaran pendataan di lapangan.
Selain menggunakan bodi batang, ke pulau Banggai juga bisa menggunakan ferry. Pelabuhan ferry yang menuju ke pulau Banggai terletak di desa Boniton Kec. Totikum Selatan. Ferry ini adalah transportasi utama menuju ke Banggai, karena selain murah, juga lebih nyaman. Apalagi kalau kita membawa kendaraan bermotor, tidak perlu lagi membayar jasa buruh angkut untuk menaikkan dan menurunkan motor seperti kalau kita naik bodi batang. Cukup kita sendiri yang memasukkannya ke dalam ferry. Selain itu ongkosnya juga jauh lebih murah, dibandingkan bodi batang. Hanya saja ferry jadwalnya cuma 2 kali seminggu, yaitu hari senin pagi dan hari jumat sore. Sedangkan bodi batang setiap saat tersedia.
Ini adalah peta Kab. Banggai Kepulauan. Pulaunya banyak bukan?? Namanya juga kepulauan :)
Pulau yang paling besar itu namanya pulau Peling. Disitulah letaknya ibukota Kabupaten dan pusat pemerintahan. Pulau yang dibawahnya, yang lebih kecil, itulah pulau Banggai (termasuk didalamnya adalah wilayah kerjaku, kec. Banggai Tengah). Terus ke bawah lagi, ada pulau Labobo (kec. Labobo), pulau Bangkurung (kec. Bangkurung) dan pulau Bokan Kepulauan (kec. Bokan). Nah, kec. Bokan ini adalah wilayah terjauh dan terluar dari Kab. Banggai Kepulauan, yang langsung berbatasan dengan laut Maluku.
Total luas laut Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sekitar 18.828,10 km2 atau sekitar 85,42% dari luas keseluruhan wilayahnya. Untuk mengetahui detail dari Kab. Banggai Kepulauan ini, silahkan kunjungi http://bangkepkab.bps.go.id
Disamping ini adalah Peta Kecamatan Banggai Tengah
Kecamatan Banggai Tengah merupakan salah satu Kecamatan yang ada di pulau Banggai dengan luas wilayah 68,19 km2, yang terdiri dari 8 desa. Ibukota Kecamatannya adalah desa Adean. Untuk publikasi Kecamatan Banggai Tengah tahun 2012, saat ini sedang saya susun. Publikasi ini namanya KDA (Kecamatan Dalam Angka) ada juga STATDA (Statistik Daerah). Kesemuanya menggambarkan kondisi/profil suatu daerah. Publikasi ini paling sering dijadikan rujukan oleh pemerintah/instansi untuk membuat kebijakan strategis di daerahnya. Juga banyak digunakan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi maupun thesis. Karena publikasi untuk tahun 2012 sedang disusun, jadi sebagai gambaran, silahkan melihat publikasi dari tahun-tahun sebelumnya di http://bangkepkab.bps.go.id
Langganan:
Postingan (Atom)